Selamat Datang di blog saya, sebuah catatan kecil iseng dan waluh. Berangkat dari keinginan saya untuk berbagi waluh kepada Anda..

Rabu, 25 Agustus 2010

"FENOMENA CALEG STRESS, Siap Menang Tak Siap Kalah"

Nafsu Kuda, Tenaga Bebek..!!, Nafsu besar, kemampuan kurang!
bukan.. bukan tentang kayak "gituan", maksud saya adalah para caleg yang menggebu2 ingin menjadi caleg tanpa memperhatikan kualitas diri dan kerendahan hati.. Caleg yang stress akibat gagal menang pada pemilu lalu, mengindikasikan bahwa kebanyakan caleg sekarang tidak 'Nothing To Lose'.. ("ya eya laah, secara gua udah keluar duit banyak gitu lho!" jar sang Caleg)

Kalo kita perhatikan berita-berita di TV dan dari berbagai media cetak, banyak banget Caleg yang stress akibat perolehan suaranya pada Pemilu 9 April lalu sedikit sekali atau kurang.. Ada yang langsung meriksakan diri di RSJ, ada yang langsung ikut terapi Pengobatan Alternatif untuk menenangkan diri (ini mendingan lah), tapi yang lebih ekstrim adalah calegwati dari Kab.Banjar, Propvinsi Jawa Barat ditemukan tewas gantung diri (Masya Allah!!) diduga kuat karena tidak kuat menahan malu akibat gagal dalam pemilu lalu.

Nah, yang 'aneh' lebih banyak lagi.. gara2 di suatu daerah pemilihan suaranya kecil.. seorang caleg memblokir jalan di depan rumahnya agar warga tidak bisa lewat..doski bilang gara2 masyarakat ga milih dia, secara dia tokoh masyarakat disitu..(hih..najis bola2..seraaahhh dunk! apa maksud?!?). Di lain tempat seorang Kepala Desa menyegel sebuah TK (Taman Kanak2 red, bagi yg udah lupa singkatannya ;->) gara2 caleg titipannya tidak dipilih oleh masyarakat di daerah tersebut (hmm..cape deeh..), ada pula caleg yang menarik bantuan berupa 2 buah karpet yang tadinya disumbangin ke suatu majelis taklim pada masa kampanye..Dan kejadian2 'aneh' lainnya yang ditimbulkan oleh para caleg.

Inikah potret politik di tanah air kita? Sebenarnya saya gak begitu suka dengan hal2 yang berbau politik..tapi lama2 kok jadi rese' sendiri ngeliat berita di TV. Saya sebut 'aneh', karna kejadian ini emang Aneh! Nah lo? (kalo bingung tonton "Hari Yang Aneh di ANTV", tambah aneh lagi..hihi)
Sebagai contoh, gara2 kalah masa karpet yg tadinya udah disumbangin ditarik lagi.. ketauan banget waktu kampanye ngarep imbalan..

Menurut saya, kebanyakan orang yang mengajukan diri menjadi caleg juga bukan karena 'ideologisnya', tapi karena menjadi Anggota Dewan dijadikan sebagai 'mata pencaharian'. Saya beberapa minggu lalu pergi ke suatu desa di sebuag kecamatan (*biiiip), disana saya liat ada baliho besar seorang calon anggota legislatif yang adduhh..(ga tega ngomongnya..) tuwwwaaaaaaaa banget.. ditaksir umur doi kurang lebih 76-80an gitu deh.. Apa iya dia bisa? bukan bermaksud ngeremehin..tapi ketika saya tanya ke beberapa masyarakat sekitar juga dia bukan seorang yang yah..minimal dituakan di kampung itu, atau tokoh panutan bagi masyarakat, atawa tokoh agama.. apalagi kepala adat..! So, who is he gitu loh?? trus nyalon diri bawa suara sapaa??.

Yang kebangetan lagi ada caleg yang umurnya 19 taon, sekali lagi tanpa bermaksud ngeremehin dia..tapi penulis beranggapan umur segitu tuh cetek banget..bener deh, masih dangkal pengalaman..apalagi di dunia politik di Indonesia saat ini,, nah parahnya dia dengan bangganya bilang bahwa dia caleg termuda se Indonesia dan berniat menghubungi pihak MURI untuk dicatatkan namanya.. (cipi diih...)

Kembali ke NYALEG sebagai MATA PENCAHARIAN tadi, dari sekitar 500 kursi yang diperebutkan di tingkat DPR, kurang lebih 11.000 caleg yang berlomba2 "menghambur liur" menarik perhatian masyarakat untuk bisa menduduki kursi itu. Itu berarti 1 kursi diperebutkan oleh sekitar 20an orang. Belum yang untuk tingkat DPRD, rasio perbandingan antara caleg dan kursi yang diperebutkan lebih tinggi lagi. Sangat tipis sekali kesempatan menduduki kursi 5 taonan itu. Makanya ketika seorang caleg yang udah ngeluarin modal kampanye ratusan juta rupiah (termasuk uang utangan yg entah dari mana) tanpa memiliki kredibilitas pembawa amanah dan modal mental yang kokoh dalam mengemban amanah, ketika dia gagal bertarung di arena pemilu.. maka terjadilah fenomena di atas..

Sebenarnya ini juga terjadi karena tidak adanya rekruitmen khusus, atau kriteria2 tertentu untuk proses pendaftaran calon anggota legislatif yang mengharuskan setiap orang atau balon (bakal calon) yang ingin menjadi caleg, diuji terlebih dahulu kemampuan intelektual (yg plg utama) dan finansialnya.. Sehingga yang jadi caleg nanti bener2 orang yang cerdas, visioner, intelektual, inovatif dan amanah..

Bagaimana menurut Anda?

writed on May, 4th 2010

Tidak ada komentar: